kedatangan islam merupakan pembeda zamannya dengan zaman2 sebelumnya. Perbedaan tegas itu sering di kenal dgn istilah "terputusnya" peradaban. Sebelum islam islam telah muncul berbagai agama, dan masa ke hadiran islam kemudian di kenal sebagai masa yg penuh petunjuk bagi manusia. Pengamat yg tajam akan merasakan bahwa ke hadiran islam membawa perbedaan yang jauh dalam segi ajaran, tadisi, nilai, kebiasaan hidup, akhlaq, dan muamalah yg sebelumnya tdk pernah di kenal.
Akan tetapi, para westernis berusaha menggambarkan islam utk sama saja dgn agama2 lain tanpa melihat hakikatnya. Menurut mereka, islam sama saja dgn agama lain yg masih memerlukn penyempurnaan dan penambahan ajaran. Wajar saja jika kasus tersebut terjadi di barat dalam konteks kristen karena agama itu minus ajaran. Ketika berhadapan dgn perkembangan zaman, kristen harus mengadakan penambahan serta perubahan agar sesuai dgn tuntutan zaman. Jelas, usaha tersebut tdk dapat di terapkan pada islam, baik dalam syariatnya maupun dlam bahasa arab yg membawa amanat AL_QUR'AN.
Sesungguhnya, usaha mencampuradukan konsep ajaran yg satu dgn yg lain akan berakibat fatal. Begitu juga dgn konsep yg ingin menyamakan konsep islam dgn konsep demokrasi atau sosial. Konsep tersebut tdk dapat di pungkiri, Islam adalah syariat allah yang rabbani dan tetap monumental jika di bandingkan dgn ideologi ideologi lain yg akn berguguran jika terkena kritik zaman atau goncangan. Pantas saja jika ideologi-ideologi selain islam membutuhkan penghilangan di satu sisi dan penambahan di sisi lain. Demikian juga dgn usaha-usaha yg di lakukan orang yg berbaju islam dan mengaku memiliki semangat islam serta berdalih melihat kenyataan secara objectif agar memperoleh sambutan dari kelompok kelompok pembaharu dan ilmuan-ilmuan asing yg pura-pura baik kepada islam. Mereka berharapan akan sampai pada tujuan menghancurkan tabir serta nilai-nilai esensial yg membedakan islam dgn agama-agama lain sehingga islam tidak dapat lagi berdiri kokoh di antara madzheb dan ideologi lain. Yg jelas, walaupun memiliki nama yg beragam, usaha-usaha tersebut berujuan untuk mempertemukan dua kubu dgn anggapan bahwa perbedaan antara islam dan pemikiran arab sedikit sekali atau melalui dialog anatara islam dgn agama lain. Padahal, merekapun sudah sejak dulu memahami, sumber-sumber agama yg akan di perbandingkan tersebut sudah jelas-jelas berbeda.
Memang benar bahwa, pada prinsipnya, agama allah itu satu dan seluruh pemikiran manusia di dasarkan pada prinsip risalah para nabi. Namun, harus kita akui, dalam perkembangannya, agama-agama tersebut mengalami berbagai perubahan. Selain perubahan dalam ciri-ciri khususnya, terbentuk pula kesenjangan antara agama-agama terdahulu dgn agama islam sehingga muncullah tesis serta analisis seperti politisme, peganisme, filsafat, sekte aliran, atau ideologi yg memisahkan ruh dari materi. Masyarakatpun bergerak dari ketuhanan menuju revolusi seksual seiring dgn munculnya ateisme, permisivisme, madzheb porno dan cabul, eksistensialisme, dan madzheb-madzheb lain seperti freud, sartre, dewey, durkheim, marx, dan machiavelli. Semuanya simpang siur dalam pemikiran barat kristen dalam kurun waktu yg cukup lama, yaitu selama 3 abad dan sempat mewariskan pengaruhnya dalam bidang politik, social, ekonomi, dan pendidikan.
Melihat kenyataan itu, bagai mana mungkin kita mengatakan pemikiran islam itu sejalan dgn barat??? Dan bagai mana mungkin islam dapat melestarikan warisan jika harus mengambil pemikiran barat yg jjelas berbeda dlam segi tauhid, akhlaq, syura, keadilan sosial, serta prinsip persaudaraan antar manusianya? Selain itu masih banyak perbedaan yg lain, seperti konsep tanggung jawab mnusia di bumi, tanggung jawab individu, komitmen moral, kebangkitan setelah mati, hari perhitungan dan pembalasan, peran peradaban, sains, distribusi kekayaan, serta pembangunan masyarakat.
Pada dasarnya peradaban yg mencolok anatara pemikiran islam dan barat dewasa ini terfokus pada liberalisme, marxisme( ajaranpolitik komonisme). Perbedaan tersebut sangat jauh jika di bandingkn dgn perbedaan islam dgn pemikiran Yunani, persia, dan india yg di anggap telah mati karena tidak melahirkan Peradaban apapun. Lain halnya pemikiran barat yg dewasa ini tampak memaksakan dominasi dirinya atas dunia islam karena barat melahirkan peradaban material yg canggih dan memukau, baik dalam bidang pendidikan, kebudayaan, maupun pers.
Sesungguhnya, sikap membuka diri terhadap pemikiran barat harus di batasi untk bidang-bidang memang kita tengah perlukan dalam kondisi yg membebaskan kita menerima hal-hal yang hanya kita butuhkan berupa bahan mentah yang siap kita ramu sehingga tak akan mengubah esensi umat islam atau membiasakan eksistensi umat yang murni.
Yang kita butuhkan dari barat hanyalah ilmu-ilmu dan eksprimen, bukan tata cara hidup, etika, atau konsep-konsep ke masyarakatan. Kita hanya membutuhkan sarana dan peralatan, bukan manhaj. Tak ada satu pihak pun yg berhak memaksa umat islam menerima cara hidup dan moralitas Barat. Tak ada satu bangsa pun yg mengambil alih peradaban untuk hancur bersama-sama. Tentu saja, umat islam pun meniatkan untuk menghindarkan hal seperti itu.
Rabu, 01 Februari 2017
KEISTIMEWAAN MANHAJ DAN IDEOLOGI ISLAM
Langganan:
Postingan (Atom)